Selasa, 23 Oktober 2012

Pemberantasan Korupsi Iba


JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad menyatakan, pemberantasan korupsi yang saat ini dipimpinnya ibarat berperang. Baginya tidak ada istilah mundur dari peperangan ini dan akan jadi sangat pengecut bila saat ini dirinya memilih mundur.
“Ibarat perang, ini perang melawan korupsi di Indonesia. Sebagai pimpinan KPK, saya tak akan dan tak boleh mundur dari peperangan ini tanpa membawa hasil apa pun. Kalau saya tinggalkan medan perang ini, saya sama saja dengan seorang pengecut,” ujar Abraham, Senin (22/10) malam di Jakarta.
Oleh sebab itu, tambah Abraham, ia tidak akan pulang kampung jika tidak membawa hasil. “Saya memang pernah berkata, saya akan pulang kampung jika saya tak berbuat apa-apa melawan korupsi. Tapi, apakah saya benar-benar tidak berbuat apa-apa selama setahun ini,” tanyanya.
Ia berharap masyarakat adil menilainya dan memberikan apresiasi jika ia memang sudah berbuat sesuatu bagi masyarakat. “Jangan hanya melihat satu kasus saja, misalnya saya baru dinilai berhasil jika sudah menuntaskan kasus Bank Century. Jangan begitu, ini tidak adil bagi KPK,” tuturnya.
Abraham mengatakan, ia sudah menangani banyak kasus korupsi. "Apakah kasus-kasus yang sudah ditangani KPK, seperti kasus wisma atlet, pengadaan kitab suci Al Quran, Hambalang, dan kasus Simulator. Kasus ini sangat besar hambatannya, tetapi saya terus menghadapinya,” papar pria kelahiran Makassar ini.
“Jadi, tidak ada istilah surut bagi KPK dalam berperang melawan korupsi. KPK harus gencar dalam memerangi kasus korupsi, kasus apa pun. Sekali lagi, kasus Bank Century itu bisa ditangani dan tidak ada hambatan apa-apa. Saya akan tuntaskan dan meningkatkannya ke penyidikan,” lanjut Abraham lagi.
Abraham juga pernah menyampaikan harapannya agar apa yang dilakukan KPK selama ini bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. “Saya berharap 33 tahun lagi, disaat ulang tahun Republik Indonesia yang keseratus, korupsi tidak ada lagi di Indonesia,” katanya.
Pria yang pernah menjadi advokat ini menekankan bahwa salah satu penyebab dari meningkatnya korupsi di masyarakat adalah perilaku konsumerisme. “Kita seringkali berusaha untuk membeli gadget baru meskipun gadget lama belum perlu diganti, karena kita terjebak konsumerisme. Lifestyle seperti inilah yang kemudian menjadi cikal bakal perilaku korupsi. Bila kita terjebak dalam kehidupan yang konsumer,” paparnya.
Selain itu, Abraham juga menambahkan perspektif ‘sukses’ yang dimiliki masyarakat awam pun seringkali menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat untuk melakukan perilaku korup. “Banyak orang yang beranggapan, lawyer yang hebat adalah lawyer yang memiliki uang banyak, Mobil Hummer, cincinnya tiga. Tapi hal yang perlu kita ingat, kita tidak boleh mengumpulkan uang banyak dengan cara yang tidak benar. Seringkali, ketika anda hidup susah, dan mempertahankan nilai-nilai, masyarakat menganggapnya sebagai lawyer yang tidak berhasil,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Abraham Juga juga menekankan pentingnya anak muda untuk mempertahankan nilai-nilai idealisme dan tidak tidak berorientasi pada harta benda. “Anak muda seharusnya memiliki orientasi. Orang-orang sukses adalah orang-orang yang bisa tetap mempertahankan idealisme dan integritasnya. Kalau korupsi semakin berkembang, akan berdampak secara langsung untuk memiskinkan rakyat,” paparnya.
Karena korupsi, lanjut Abraham, pelajar-pelajar yang masih bersekolah di bangku SD hingga SMA banyak yang belajar dengan keadaan sekolah terbatas. Andalah yang menjadi salah satu penanggung jawab terhadap korupsi, jadi jangan sekali-sekali membiarkan perilaku korupsi di negeri anda. Bila anda membiarkan korupsi, anda akan membuat negeri ini tetap dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan,” pungkas Abraham. kcm,ins
rat Perang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar